Pilihan ber-IMM

Oleh : M Saiful Hadi

 Zaman telah berubah. Generasi datang silih berganti. Namun satu yang pasti, gerakan mahasiswa dari zaman ke zaman tetaplah menjadi garda terdepan sebagai gerakan perubahan pendobrak dan penyuara kebenaran.

Membicarakan gerakan mahasiswa tidak lepas dari semangat perubahan yang sudah bulat ini sebagai identitas mahasiswa. Justru terasa aneh jika identitas itu lantas tak lagi terasa dalam gerakan mahasiswa.

Gerakan mahasiswa pada zamannya tentu saja memiliki ragam masalah yang berbeda. Berhenti pada satu zaman dengan mengenang kejayaan gerakan mahasiswa cukuplah menjadi romantisme masa lalu sebagai penyemangat bahwa pada masanya di setiap zaman, di setiap rezim gerakan mahasiswa berdiri tegak sebagai agen perubahan di tengah masyarakat.

Negeri ini butuh perubahan. Mahasiswa sebagai kaum intelektual merupakan satu-satunya pihak yang masih dipercaya rakyat guna menyampaikan aspirasi mereka kepada para penguasa. Buka mata, buka telinga, buka hati dan bergeraklah. Pergerakan mahasiswa tidak boleh mati agar kedzaliman tidak menjadi-jadi.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ( IMM ) sebagai wadah kadersasi Muhammadiyah di basis mahasiswa agar dapat merealisasikan cita-citanya, yaitu mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. Yang barang tentu memiliki potensi lebih ketika dihadapkan dengan persoalan keumatan serta kebangsaan.

Memaknai lagu IMM cukup untuk memotivasi semangat ber-IMM. Dalam lirik Mars IMM ada kalimat “Kitalah Cendekiawan Berpribadi”. Lirik ini merupakan persyaratan yang berisi identitas diri dan harapan masa depan. Apalagi dikaitkan dengan “Pewaris Tampuk Pimpinan Umat Nanti”. Cendekiawan itu kelak akan menjadi pimpinan umat.

Perlu mengingatkan tentang motto kader IMM “Dimanapun Engkau Berada Hendaklah Jadi Seorang Da’i”. Harapannya adalah bahwa dengan berkedudukan sebagai seorang da’i, ia akan bisa memimpin, sedangkan pemimpin belum tentu ia mampu berperan sebagai da’i. Disinilah keunggulan IMM.

Aktivitas dalam menggerakan roda persyarikatan mampu dalam peran keumatan kiranya tetap dibarengi oleh performance sebagai cendekiawan muslim yang berintegritas tinggi. Selalu mendahulukan nilai-nilai kesusilaan, kecakapan, dan ketakwaan kepada Tuhan. Beramal dan berjuang untuk agama, bangsa dan negara. Tidak terjebak dalam pusaran pragmatism kehidupan, karena dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Begitu firman Allah mengingatkan. Saatnya berprestasi dan meningkatkan kontribusi, jauhi basa-basi dan ambivalensi. Ayolah ayo…sejarah umat telah menuntut bukti..!

Sungguh tidak mudah, tetapi jangan disepelekan. Menjadi IMM adalah pilihan, bukan kebetulan. Artinya, menjadi seorang intelektual memerlukan proses sadar yang tak boleh disia-siakan. Menjadi kader terpilih, IMM secara garis besar memilki tanggungjawab yang tidak ringan. Tercantum dalam trilogi IMM Intelektualitas, Religiusitas, dan Humanitas sebagai langkah gerak kader – kader ikatan dan di kembangkan untuk menjadi pelopor dalam berbagai lini masyarakat atau umat.

 

Sumber pustaka :

  1. Fokal IMM Jawa Barat. 2016. Dalam Kenangan dan Harapan Lintas Generasi: Menyegarkan Intelektualisme IMM. Jawa Barat: DPD IMM Jawa Barat dan Ar-Rafi