“Manifesto Gerakan Intelektual Profetik” – Menyusuri Jejak Pemikiran yang Mendalam

Oleh : Salsabila Maulidya Phoena

Sebuah kisah evolusi intelektual dan spiritualitas, “Manifesto Gerakan Intelektual Profetik” oleh Muhammad Abdul Halim Sani menjadi pemandu yang mendalam dan mendalam. Karya ini, yang mencerminkan konsep dan praktik gerakan intelektual profetik di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), menyuguhkan suatu perjalanan bermakna melalui sepuluh bab yang membahas berbagai aspek kunci.

Pertama-tama, penulis membuka tirai dengan memperkenalkan konsep “Manusia dalam Perspektif Ikatan.” Bab ini tidak hanya mengeksplorasi pengungkapan dan hakekat manusia, tetapi juga menafsirkan kedudukan serta tujuan hidup manusia dalam konteks yang melekat pada Ikatan.

Kemudian, “Menggali Makna Ikatan” membawa pembaca pada sebuah perjalanan interpretatif terhadap simbol IMM, dengan mengeksplorasi prakata, tujuan, semboyan, dan trilogi yang membentuk jati diri Ikatan.

Langkah selanjutnya membawa kita ke “Upaya Mewujudkan Kader Ikatan,” sebuah bab yang merinci landasan illahiah, intelektual profetik Ikatan, serta sejarah dan tugas-tugas intelektual profetik di berbagai tingkatan realitas, dari mikro hingga makro.

Dalam “Realitas Sekarang; Globalisasi dan Multikulturalisme,” penulis mengajak pembaca untuk merenung dalam analisis mendalam mengenai dampak globalisasi dan multikulturalisme. Bab ini mencakup aspek-aspek kunci dari kedua fenomena tersebut, memberikan pemahaman yang mendalam.

Pandangan yang menarik tentang “Realitas Muhammadiyah” memperkenalkan kita pada sejarah, faktor internal dan eksternal, serta relevansi pemikiran pendiri dalam konteks zaman modern.

“Pentingnya Kesadaran, dari Kesadaran Kritis Menuju Kesadaran Profetis” membahas perjalanan kesadaran manusia, menggali dari tingkat magis hingga tingkat profetik, dan menyajikan etika profetis serta konsep-konsep penting lainnya.

Dilanjutkan dengan “Indikator dan Metodelogi Intelektual Profetik,” bab ini memberikan landasan bagi transformasi profetik, menyoroti indikator cendekiawan profetik dan metodologi yang dapat diterapkan pada tingkat individu dan kolektif.

“Etos Profetis” membawa kita pada refleksi mendalam terhadap hubungan antara etos profetis, kebudayaan, dan sejarah Muhammadiyah dan Ikatan. Gagasan kebudayaan ilmu pun muncul sebagai landasan untuk menciptakan perubahan positif dalam Ikatan.

Pembahasan yang cermat mengenai “Teori-Teori Sosial” mengajak pembaca melihat paradigma ilmu sosial dari berbagai sudut pandang, mulai dari positivistik hingga ilmu sosial profetik yang bersifat integralistik.

“Filsafat Pergerakan” membuka wawasan terhadap nilai dasar Ikatan, peran sebagai organisasi pergerakan dan kader, serta menganalisis realitas saat ini melalui perspektif sosiologi gerakan.

Terakhir, “Transformasi Profetik” menjadi penutup yang megah dengan mengulas konsep transformasi sosial dari pandangan empat tokoh besar—Emile Durkheim, Max Weber, Karl Marx—hingga transformasi profetik sebagai pijakan menuju “Khairul Ummat.”

Buku ini bukan sekadar manifesto; ini adalah panggilan untuk memahami, menerapkan, dan mengembangkan gerakan intelektual profetik dalam bingkai kehidupan IMM. Dengan keseluruhan rangkuman ini, diharapkan setiap pembaca dapat menemukan inspirasi dan panduan yang membimbing mereka dalam perjalanan rohaniah dan intelektual.